BANDUNG, (PRLM).- Band asal Bandung yang disebut-sebut sebagai
original skatepunk band di Indonesia, Rosemary baru saja merilis album
keduanya bertajuk “Fans of Freedom” pada beberapa waktu lalu. Indra
Gatot (vokal/gitar), Ink (gitar/vokal), Fajar (bas/backing vokal), dan
Denny (drum) menganggap keberadaan Wars (We Are Skatepunkers, sebutan
fans Rosemary) memiliki peranan penting akan terciptanya album tersebut.
“Album kedua ini sebenarnya didorong oleh skatepunkers. Kalau tidak
didorong oleh mereka, kami mungkin belum mengeluarkan album. Soalnya,
selama ini kami fokus di single. Karena mungkin kebutuhan para
skatepunkers yang ingin memiliki lagu dalam bentuk fisik, jadinya mereka
selalu menanyakan album baru,” tutur Indra, ketika ditemui di tempat
latihannya di kawasan Jln. Veteran, Kota Bandung, pekan lalu.
Denny menambahkan, para personel Rosemary cukup terlena dengan jadwal
main dari panggung ke panggung. Album pertama bertajuk self titled
“Rosemary” yang dirilis pada 2006 memang meraih kesuksesan, bahkan
sempat dikemas ulang pada tahun 2008. Untuk album “Fans of Freedom”,
band yang terbentuk pada tahun 1997 ini memuat 11 lagu yang beberapa di
antaranya sudah sering dibawakan saat manggung.
Menurut Indra, album kedua Rosemary tidak memiliki banyak perubahan
dengan album pertama. Irama ketukan kencang yang mendominasi lagu-lagu
di album pertama masih tetap pekat mewarnai sejumlah nomor di album
kedua. Soalnya, kata Indra, lagu-lagu Rosemary memang dilandasi untuk
memacu adrenalin para skaters saat bermain papan seluncur.
“Di album ini, secara lirik kami lebih matang, tetapi tema masih
tetap soal sosial. Kalaupun ada yang mengenai cinta, cintanya itu
bersifat konyol dan tidak seperti lagu cinta pada umumnya. Penamaan
‘Fans of Freedom’ sendiri memiliki makna mengenai kebebasan yang
beretika. Kami ingin menekankan kebebasan tetapi tidak mengganggu orang
lain,” tuturnya. (A-203/A-88)***